25 Februari 2009

Studi ke Jepang tanpa biaya

Banyak teman-teman mahasiswa dan para alumni universitas yang menanyakan tentang proses untuk melanjutkan studi master dan doctor program ke jepang dengan menggunakan scholarship. Pada bagian ini, penulis ingin mencoba mendeskripsikan secara singkat pengalaman penulis dan juga beberapa mahasiswa penerima beasiswa monbukagakusho tentang proses-proses tersebut sehingga minimal akan memberikan gambaran secara umum kepada para applicant/pelamar ataupun fresh student yang interest untuk studi lanjut. Scholarship yang pertama akan di deskripsikan adalah monbukagakusho scholarship.



Monbukagakusho scholarship adalah jenis beasiswa yang diberikan oleh pemerintah Jepang kepada para siswa, mahasiswa, scientist, dan engineer dari Negara-negara yang telah menjadi mitra dengan jepang. Indonesia adalah salah satu Negara yang mendapat jatah pemberian beasiswa cukup besar. Beberapa tipe jenis beasiswa monbukagakusho secara detail bisa dilihat di alamat berikut, http://www.id.emb-japan.go.jp/sch.html

Step 1

Mempersiapkan requirements atau persyaratan yang paling fundamental dan harus disiapkan sejak dini yakni, indeks prestasi komulatif (IPK), dan nilai Test of English as a Foreign Language (TOEFL) sebagai prasyarat dokumen untuk studi ke luar negeri. Selain itu, bidang penelitian kita selama S1 juga harus benar-benar kita pahami, dan diusahakan ada hasil karya nyata yang telah dipublikasikan misalnya dalam bentuk paper ilmiah yang telah diterbitkan di jurnal jurusan, fakultas, universitas, nasional atau internasional.

Step 2

Memulai untuk mencari professor jepang yang akan kita jadikan sebagai pembimbing selama studi di Jepang. Ada banyak sekali cara mencari professor pembimbing. Misalnya,

1. Berkenalan melalui seminar, workshop, atau special lecturer yang dilakukan di Indonesia dengan pembicara dari Jepang. Setelah seminar, kita mencoba untuk mendiskusikan tema yang telah disampaikan oleh professor dan ending nya kita meminta email atau kartu nama professor tersebut untuk ditindaklanjuti melalui email atau telepon.

2. Kita juga bisa berkenalan dengan professor melalui aktifitas riset di lembaga-lembaga riset di Indonesia yang bekerjasama dengan lembaga riset atau laboratorium di salah satu universitas di Jepang. Dalam aktfitas riset, kita mencoba menunjukkan kemampuan kita secara optimal dan memberikan nilai positif kepada professor. Kita juga banyak berdiskusi dengan professor mengenai tema penelitian tersebut. Biasanya aktifitas ini dilakukan dalam riset untuk kerja praktek, penyelesaian skripsi, ataupun proyek-proyek kampus.

3. Kita juga bisa mulai mencari professor dengan memohon kontak person atau email professor melalui dosen-dosen kita yang pernah studi di jepang. Metode ini sangat efektif karena biasanya professor jepang menggunakan system kepercayaan dalam mencari student. Apabila dosen kita mempunyai prestasi yang baik selama studi di jepang, maka hal itu akan memudahkan kita untuk mendapatkan rekomendasi professor.

4. Alternatif lain adalah dengan mencoba search jurnal yang sesuai dengan bidang kita di internet. Biasanya di setiap jurnal akan tercantum nama professor dan alamat emailnya. Contoh pencarian jurnal melalui google dengan alamat seperti ini http://scholar.google.co.jp/scholar?q=Laser+and+Plasma+Applications+in+Materials+Science&hl=ja&lr=&um=1&ie=UTF-8&oi=scholart. Kita bisa memulai mengontak professor dengan menanyakan beberapa persoalan yang belum kita pahami dari jurnal tersebut. Selain itu, kita juga bisa mencari professor dan bidang risetnya dengan masuk ke official website universitas di jepang melalui internet. Ada banyak sekali laboratorium yang telah dilengkapi dengan tema riset dan professor. Misalnya dengan mengakses alamat ini http://www.qsec.kyoto-u.ac.jp/english/

Step3

Ketika sudah terjadi komunikasi dengan professor dan sudah berlangsung lama dalam berdiskusi mengenai bidang riset, kita menyampaikan bahwa kita sangat tertarik untuk melanjutkan studi di jepang. Kita juga memohon kepada professor untuk mencarikan beasiswa monbukagakusho yang ada di kampusnya. Biasanya setiap professor yang masih muda belum mengetahui kalau di universitasnya ada beasiswa ini. Kita mencoba menyakinkan kepada professor bahwa kita akan studi dengan giat ketika sudah berada di jepang. Kalau benar-benar tidak ada maka biasanya professor akan merekomendasikan untuk apply monbukagakusho melalui kedutaan jepang. Aplikasi ini relative lebih sulit karena tingkat persaingan di Indonesia yang sangat kuat.

(bersambung)

Sumber: dari guruku..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright by Jamaika Smg  |  Template by Blogspot tutorial